Sepatu Baru
Oleh Kitana Ligar M
Suatu hari Raihan dan ibunya pergi ke sebuah toko sepatu, Raihan ingin membeli sebuah sepatu baru karena sepatunya sudah rusak, sesampainya di toko sepatu, mata Raihan langsung tertuju ke sebuah sepatu berwarna hitam bertali putih di pojok toko. Seketika itu Raihan langsung menunujukkan kepada Ibunya.
"Bu, aku ingin sepatu itu", pinta Raihan,
kemudian Ibu mengambil sepatu itu, dan melihatnya, "apa kamu yakin mau yang ini, Nak?", kemudian Ibu menanyakan harga sepatu itu kepada seorang pelayan, "Mbak, maaf berapa harga sepatu ini?", "265 ribu, Bu", di bagian depan toko, Raihan melihat sepatu lainnya yang lebih bagus daripada sepatu tadi. "Bu, sepatu ini juga bagus, tapi aku akan pakai kalau olahraga saja", kemudian ibu dan pelayan mendatangi Raihan, "yang ini 250 ribu Bu, kalau Ibu membeli akan membeli keduanya Ibu harus bayar 515 ribu", jelas pelayan. Tapi ibu tidak setuju dengan harga itu, ibu ingin harganya dikurangi, "Mbak, kok mahal sekali? Bagaimana kalau 450 ribu saja?", pinta ibu, "aduh Bu, maaf tapi kalau harga segitu tidak bisa, pas nya 500 ribu saja lah Bu", jawab pelayan, ibu masih belum setuju dengan harga tersebut, kemudian ibu keluar toko, setelah keluar dari toko, pelayan mengejar ibu dan Raihan agar kembali ke tokonya, lalu Ibu dan Raihan kembali ke toko tadi, lalu pelayan memberi tawaran "Ibu bisa membawa sepatu ini seharga 450 ribu asal ibu membeli dua, bagaimana Bu?", kemudian Ibu berfikir kembali, setelah berfikir, ibu akhirnya setuju membeli kedua sepatu itu dengan harga 450 ribu. "yasudah kalau begitu saya setuju Mbak, tolong di kemas ya", pinta ibu, "iya Bu, ini sepatunya, semoga bermanfaat dan awet ya Bu", kata pelayan sambil memberikan bungkusan berisi sepatu. "iya Mbak, terimakasih banyak, ini uangnya", ibu memberikan beberapa lembar uang.
Raihan sangat senang karena memiliki sepatu baru dan Ibu pun senang karena bisa membelikan dua pasang sepatu kepada Raihan dengan harga yang murah.
Penyebab Utama Kerusakan Alam adalah Manusia
Jumat, 10 Februari 2017
Rabu, 16 November 2016
penyebab utama kerusakan alam adalah manusia
Penyebab Utama Kerusakan Alam adalah Manusia
Alam saat ini sedang mengalami kerusakan yang sangat parah. Kerusakan alam tersebut disebabkan oleh bencana alam dan sebagian lagi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Manusia kini tidak ada sedikit pun rasa peduli terhadap lingkungan dan bumi yang hampir hancur
Kita bisa merasakannya dengan mudah, manusia membuang sampah sembarangan menimbulkan bencana banjir, longsor dan bemcana lain, itu semua dilakukan manusia dan dirasakan dampaknya oleh manusia itu sendiri. Manusia itu tidak menyadari ulah perbuatannya.
Kemudian dari pada itu, dikutip dari www.merdeka.com menjelaskan bahwa luas lahan di Bumi yang mengalami kekeringan meningkat hingga 2 kali lipat dari tahun 1970-an hingga tahun 2000-an, atau hanya dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Lebih lanjut, kerusakan lingkungan di prediksi akan membuat banyak orang harus pergi dari tempat tinggal mereka. Jumlahnya pun tak sedikit, mencapai 50 juta orang! Itu nilai yang sangat fantastis. Dalam 10 tahun kedepan, 50 juta manusia itu terpaksa mengungsi hanya untuk bertahan hidup di tengah masalah lingkungan tersebut.
Masalah lingkungan hidup lain selain banjir, lonsor, dan kebakaran hutan antara lain penambangan emas secara liar, penambangan batu bara, serta sektor minyak dan gas yang mengakibatkan merkuri berbahaya terlepas ke lingkungan. Hal tersebut disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Masih banyak lagi kerusakan alam lain, mulai dari laut Nusantara yang mengalamu overfishing hingga punahnya binatang binatang langka seperti gajah sumatera, harimau sumatera, orang utan dan beragam fauna lainnya karena ulah para pemburu liar.
Hal tersebut harus menjadi bahan perbincangan untuk seluruh rakyat, dan seluruh manusia di dunia. Jika ingin alam ini tetap mendukung keberlangsungan hidup manusia, maka manusia itu sendiri yang harus mengubahnya. Perlunya perhatian pada kebijakan lingkungan hidup, demikian pula dengan perubahan-perubahan kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam yang bersifat sukar diuraikan, tidak membuang air/limbah secara berlebihan, mengurangi polusi, dan mencegah terjadinya pemanasan global.
Langganan:
Postingan (Atom)